Thursday, December 24, 2015

Musim kering dan musim hujan

By Mulyadi Irawan

Tanaman Jagung, Singkong, dan Kacang di perkebunan petani, Semarang.
Ada sebuah hal yang selama ini jadi pertanyaan dalam hidup saya. Ketika saya memperhatikan petani di desa tempat kami tinggal, setiap musim kemarau, dimana tanah mulai kering dan merekah, mereka mulai mengerjakan tanah mereka. Tanah itu mulai mereka kerjakan dengan alat sederhana yaitu pacul. Di saat seperti ini, mereka bekerja berhari - hari lamanya. 

Ketika tanah sudah selesai dikerjakan, mereka biarkan tanah tersebut dan biasanya, beberapa bulan kemudian, hujan mulai turun. Saat hujan mulai turun, mereka tunggu 1 (satu) minggu lamanya sebelum mereka mulai menanam. Mereka berkata, ketika hujan turun, barulah itu saatnya menanam dan biar alam yang merawat dan menyirami tanah tersebut. Saya merenungkan kenapa mereka mulai menggali tanah saat musim kering. Ternyata saat musim kering, tanah tidak menggumpal dan mudah digemburkan. Jika mereka mengemburkan tanah di saat musim hujan, tanah itu akan menggumpal dan banyak yang akan melekat pada mata pacul dan kaki mereka sehingga ini menyulitkan mereka untuk lanjut bekerja. 

Foto saat tanah digemburkan pada musim kering (kiri) dan benih yang telah tumbuh pada musim hujan (kanan).

Demikian juga dalam hidup kita, ketika kita mengalami masalah dalam hidup kita sehingga kita merasa kering, inilah saat yang tepat untuk menggemburkan kembali tanah hati kita dengan penuh ucapan syukur, berdamai dengan keadaan, dan percaya, bahwa saat hujan turun, hati kita sudah siap terima semua yang baik dengan ucapan syukur. Benih itu akan tumbuh dan kita tidak perlu berjerih payah untuk menggarap tanah hati kita kembali ketika hujan berkat sudah turun karena semua telah kita siapkan.

Mari terus kerjakan tanah hati kita saat musim kering dan siapkan diri untuk hujan berkat yang sudah Dia rencanakan bagi kita.

Damai Kristus dalam hidup kita semua.

No comments:

Post a Comment