Wednesday, January 25, 2017

Rujak Kehidupan

By Mulyadi Irawan

Rumah Damai Fun Activity
Kami sering mengadakan fun activity bersama. Tujuannya sederhana yaitu mengisi waktu luang dan memberikan selingan terhadap rutinitas anak-anak kami disini. Fun activity juga kami jadikan sebagi media untuk meningkatkan komunikasi dan keterampilan anak-anak Rumah Damai. Beberapa bulan yang lalu Rumah Damai mengadakan fun activity. Fun activity kami kali ini adalah lomba membuat rujak. 

Saya dan istri saya, beserta beberapa anak-anak kami berangkat ke pasar untuk membeli beberapa buah dan kebutuhan-kebutuhan lainnya untuk membuat rujak. Terima kasih kepada tetangga-tetangga kami yang memberikan kami banyak sekali mangga muda, dan jambu air. Saya sangat merasakan suasana kekeluargaan yang bersatu dalam fun activity kali ini, karena rasa kekeluargaan yang muncul tidak hanya anak-anak kami saja tapi juga dari tetangga-tetangga kami.

Saat semua buah dan perlengkapan sudah disiapkan, kami (saya, istri saya, 2 tetangga saya) memberikan tahukan kriteria penilaian kepada anak-anak. Kriteria penilaian sederhana, kami menilai 4 aspek yaitu: kebersihan, dekorasi, tema, dan rasa. Saat kegiatan dimulai, anak-anak sangat bersemangat dan langsung berkordinasi satu dengan lainnya di kelompok masing-masing. Fun activity ini mendadak terasa seperti perlombaan masak di televisi. Saya tidak menyangka mereka sangat bersemangat dan kompetitif sekali dalam fun activity kali ini, beberapa tetangga yang menyaksikan ikut tertawa melihat mereka. Seru dan lucu beradu menjadi satu dalam kegiatan ini.

Waktu membuat rujak sudah habis, fun activity memasuki puncak acara yaitu penjurian. Setiap kelompok membawa dan mempresentasikan rujaknya masing-masing. Kami mulai mencoba setiap rujak yang dibawa oleh anak-anak. Rasanya sangat bervariasi, ada yang manis sekali, ada yang pedas sekali, ada yang asam sekali, bahkan ada yang asin sekali. Hal ini membuat kami sulit memberikan penilaian kepada rujak yang mereka sajikan. Akhirnya kami memutuskan salah satu kelompok yang mengusung tema Kolam Bethesda pada rujaknya.  

Kolam Bethesda adalah sebuah kolam yang dipercaya oleh bangsa Israel dapat memberikan penyembuhan kepada siapapun yang membasahi dirinya saat air dalam kolam tersebut bergocang. Tuhan juga pernah melakukan mukjizat di kolam Bethesda dengan menyembuhkan seorang yang sudah lumpuh 38 tahun lamanya. Mengusung nama Kolam Bethesda, mereka juga menggunakan konsep dasar yang sama yaitu jika kita sakit dan kita memakan buah yang sudah dicelupkan dalam Kolam Bethesda yang kami buat (sambil mengangkat bumbu rujak) niscaya akan sembuh. Kami beserta tetangga-tetangga lainnya dan anak-anak lainnya tertawa saat mendengarkannya mempresentasikan rujak yang dibuat kelompoknya. Fun activity kami-pun berakhir, tetangga-tetangga yang hadir juga sudah meninggalkan Rumah Damai dan kembali beraktifitas.

Namun anak-anak ini tidak mengenal berhenti saat sedang bermain. Mereka berkreasi kembali dengan mencampurkan bumbu rujak dari setiap kelompok, saya yang penasaran ikut mencoba bumbu rujak yang sudah dicampur tersebut. Rasa bumbu rujak tersebut menjadi sangat enak, saya segera memanggil istri saya dan membawa beberapa buah lagi untuk disantap bersama-sama.

Saya menyadari sesuatu terkadang hidup itu seperti rujak. Kita telah melalui berbagai pengalaman-pengalaman dalam hidup, pengalaman yang manis, asam, pedas, dan pahit juga telah menjadi bumbu-bumbu kehidupan kita. Sedangkan, buah-buah yang kita campurkan kepada bumbu kehidupan kita adalah buah Roh Kudus yaitu: Kasih, Suka cita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan diri.

Firman Tuhan dalam Amsal 27:17  berkata: "Besi menajamkan besi, begitu pula manusia menajamkan sesamanya". Jika kita menyikapi pengalaman-pengalaman dengan buah Roh Kudus maka kita akan terus bertumbuh dewasa. Ingatlah, saat Tuhan memberikan kita tantangan, kesulitan, dan tanggung. Tuhan sedang mengajarkan kita untuk tumbuh dewasa, Tuhan tidak pernah memberikan kesulitan diluar kemampuan anakNya. Jika kita merasa kesulitan yang kita hadapi terlalu besar, hal ini berarti Tuhan sedang menyiapkan kita agar kita bisa menjadi berkat yang lebih besar lagi bagi orang lain. Untuk itu jalanilah hidup dengan penuh semangat, hadapi seluruh tantangan dan kesulitan dengan berani, dan ingatlah untuk terus berdoa dan mengucap syukur atas apa yang Tuhan berikan kepada kita setiap hari.

Salam damai, Tuhan berserta kita semua
Amin!

Friday, January 6, 2017

"Saksi" dan "Pelaku"

By Mulyadi Irawan

Selamat tahun baru 2017, semoga ditahun yang baru ini segala harapan dan impian dapat terwujud dan tahun 2017 ini menjadi tahun yang luar biasa bagi kita semua.

Diawal tahun 2017 ini saya mendapatkan suka cita yang sangat besar. Salah satu impian anak saya Sammy untuk membuka usaha sendiri bersama sahabatnya Otto menjadi kenyataan. Sammy dan Otto berhasil membuka restoran bakmi di Jakarta. Tepatnya di Jakarta Barat, dengan nama "bakmi ayam karet Alung Krekot". Tidak hanya saya dan istri saya yang membantu mereka, namun Grace dan Yosua juga turut terlibat dari awal proses sampai sekarang. Saya merasakan suka cita yang sangat besar, tidak hanya karena Sammy berhasil mencapai impiannya di tahun 2017 tapi juga karena melihat seluruh anggota keluarga dapat berkumpul dan bahu membahu membantu satu sama lainnya. Semangat yang sangat luar biasa ini mengingatkan saya pada saat saya masih aktif di dunia bisnis, saya menjadi semakin bersemangat membantu mereka.

Beberapa bulan yang lalu sebelum saya berangkat ke Jakarta untuk membantu Sammy, saya dan Grace sempat mengunjungi sebuah toko donat dan yogurt dari Jakarta yang membuka cabang pertamanya di Semarang, saya ingin memberikan beberapa buah donut kepada anak-anak kami di Rumah Damai dan Grace ingin membeli yogurt. Pelayanan di toko tersebut cukup lambat karena hanya satu orang pelayan saja yang melayani. Sedangkan banyak sekali pembeli yang datang dan satu pembeli bisa membeli rata-rata satu atau dua lusin donat. Saya sendiri cukup takjub melihat pelayan tersebut yang mampu melayani pembeli-pembeli yang datang. Walaupun pelayan tersebut sebenarnya cukup cekatan, tapi karena dikerjakan sendiri pelayanan menjadi terasa lambat.

Singkat cerita, saya sudah mengantri kurang lebih 30 menit. Antrian dibelakang saya juga sudah cukup panjang. Banyak pembeli sudah mulai menggerutu karena lambatnya pelayanan, karena sudah datang dan mengantri daritadi saya anggap saja ini sebagai latihan kesabaran. Sementara itu di barisan lain, Grace yang sedang mengantri dengan sabarnya mendadak antriannya dipotong oleh seorang ibu-ibu. Grace hanya terdiam saja, sesudah membeli yogurt tersebut. Grace berkata kepada saya, "Heran ya Pi, dulu pas sekolah kita diajarin baris berbaris. Tapi nyatanya banyak orang tidak mau berbaris dengan rapih dan malah menyerobot." Saya berkata kepada Grace "Ya namanya juga cuma sebatas teori tidak ada praktek. Dimaklumi saja ya Grace."

Pelajaran tinggalah pelajaran, begitu juga firman Tuhan. Tuhan mengingatkan saya bahwa mendengarkan dan melakukan firman Tuhan adalah dua hal yang berbeda dan harus dijalankan beriringan. Jika kita tidak mempraktekan atau menjadi pelaku firman, maka kita hanya menjadi saksi yang mendengar dan melihat firman Tuhan saja dan firman Tuhan hanya menjadi teori sehingga kita tidak menjadi berkat bagi orang lain.
  
(Source: Victory Church)
Firman Tuhan dalam Yakobus 1:22 "Dan jadilah pelaku firman, bukan hanya pendegar yang menipu diri sendiri". Namun, jika kita hanya menjalankan firman Tuhan yang kita tahu dan kita dengar saja, kita tidak dapat berkembang lebih lagi, karena firman Tuhan yang kita ketahui menjadi terbatas. Untuk itu Tuhan meningatkan kita untuk mendengar dan menjalankan firman Tuhan disaat yang bersamaan agar kita dapat hidup didalam firman Tuhan dan menjadi berkat bagi banyak orang disekitar kita. Seperti yang tertulis dalam Lukas 11: 28 "Berbahagialah mereka yang mendengar firman Allah dan memeliharaNya".

Salam damai, Tuhan berserta kita semua
Amin!