Friday, May 26, 2017

You're what you "write"

By Mulyadi Irawan

Keluarga yang aktif di Jakarta membuat saya cukup sering melakukan perjalanan dengan mobil dari Semarang - Jakarta dan sebaliknya. Selama perjalanan terkadang saya memperhatikan hal-hal , dari pemandangan dan suasana perkampungan yang teduh sampai kendaraan-kendaraan disekitar saya. Tol antar kota rata-rata di dominasi oleh kendaraan-kendaraan besar seperti truck, trailer, dan bus antar kota. Dan yang paling menarik diantara semua hal tersebut adalah bak dari mobil truck.

Bak-bak mobil truck yang melalui tol antar kota rata-rata memiliki berbagai macam tulisan-tulisan beserta gambar dibagian belakangnya. Ada yang bertuliskan "Macan Pantura", "Pencari Cinta", ada yang menuliskan sesuatu yang berisi curhatan "Pulang Malu, Ngak Pulang Rindu", "Muatanku Tak Seberat Rinduku Padamu", "Aku Kudu Piyeee boos?". Ada juga yang menuliskan hal-hal positif seperti "Jago Cari Uang", "Raja Tanjakan", "Alon-Alon asal Kelakon", "SEMANGAT BUNG!", "Tiada Kata Seindah Doa". Masih banyak lagi tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang disertakan.

Bagaimana dengan hidup kita?
Apa "tulisan" yang kita tulis di dalam diri kita sendiri?
Banyak diantara kita yang menulis hal-hal negatif terhadap diri kita sendiri. Terkadang "tulisan" tersebut dituliskan oleh orang lain tapi tidak kita hapus. "Tulisan-tulisan" negatif seperti, "anak bodoh", "orang gagal",  "tidak berguna", dsb. "Tulisan-tulisan" negatif banyak menghantui kehidupan beberapa orang. Tanpa kita sadari, kita dibatasi oleh "tulisan-tulisan" negatif tersebut di dalam kehidupan kita.

Pilihan ada ditangan kita sendiri!
Izinkanlah Tuhan masuk dalam kehidupan kita dan bersama Tuhan kita menghapus "tulisan-tulisan" negatif tersebut dan menggantinya dengan "tulisan-tulisan" positif. Kita bukanlah sebuah bak truck yang dapat "dituliskan" dengan kata-kata sesukanya. Ingatlah Tuhan menciptakan kita sebagai kepala bukan ekor. Tuhan menciptakan kita sebagai seseorang yang berhasil bukanlah gagal. Tuhan memberikan kita rencana yang indah bukan malapetaka. Kita diciptakan segambar dan serupa denganNya.

Tuliskanlah di hati kita dengan dengan iman, pengharapan dan kasihNya. Berikanlah "tulisan-tulisan" positif dan tuliskanlah didalam iman, pengharapan, dan kasih" di dalam kehidupan kita. Tulisan tersebut akan merubah kehidupan kita dan menjadikan kita semakin berkenan di mata Tuhan.

Salam Damai
Tuhan memberkati kita semua!

Friday, May 19, 2017

Bersih-bersih hati

By Mulyadi Irawan

Mobil yang saya pakai seringkali menjadi kotor dan bau ketika Sammy mengerjakan proyeknya dulu. Berbagai sisa-sisa barang yang digunakannya untuk berjualan seperti sedotan, kertas, tissue, nampan, dan bahkan terkadang ada sisa-sisa makanan yang mudah sekali mengeluarkan bau busuk. Sehingga saya seringkali terpaksa membersihkan mobil saya karena saya sangat senang dengan mobil yang bersih dan harum. 

Menyukai mobil yang bersih dan harum, bukan berati saya adalah orang yang suka membersihkannya. Membersihkan mobil yang bau memakan banyak waktu karena tidak hanya dibersihkan karpet-karpet mobilnya saja tapi kursi-kursinya juga harus di bersihkan debu-debunya menggunakan vacuum cleaner. Kemudian mobil harus diberikan pengharum kembali sebelum parfum mobil dapat digantung kembali karena parfum mobil yang bercampur bau tidak sedap dapat menghasilkan aroma yang menusuk. Setelah membersihkan mobil, biasanya kita berharap agar hujan tidak turun karena mobil akan kembali kotor.

Hidup kita terkadang seperti mobil yang kita gunakan. Kita menghadapi berbagai banyak perjalan berupa pengalaman sehari-hari. Terkadang dalam perjalanan kita menggunakan mobil, kita melewati kubangan air, melewati jalanan yang sulit dilalui. Seperti kita menjalani kehidupan kita, terkadang kita juga menghadapi beberapa moment yang tidak kita sukai, dan menghadapi masalah-masalah yang sulit dilalui. Mobil kita dapat menjadi kotor dan kusam bila tidak dibersihkan, begitu juga kita. Menghadapi berbagai hal setiap harinya dapat membuat hati kita menjadi "kotor" dan "kusam". Memberihkan hati kita yang "kotor" dan "kusam" tidaklah sama dengan membersihkan mobil.

Kita dapat membersihkan hati kita melalui doa, ucapan syukur, pujian, dan firman Tuhan. Ucapan syukur mengajari kita mengerti apa yang membuat hati kita menjadi "kotor" dan "kusam". Sedangkan, doa, pujian, dan firman Tuhan adalah air yang mengalir di dalam kehidupan kita. Melalui doa, pujian, dan firman Tuhan, kita dapat membesihkan hati kita dan menyegarkan kehidupan kita.

Mazmur 1:1-3 berisi "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."

Ingatlah untuk menyisihkan waktu setiap harinya untuk melakukan saat teduh, berdoa, mengucap syukur, dan membaca firman Tuhan. Karena dengan begitulah hidup kita dapat terus menjadi alat untuk kemuliaan Tuhan dan berkat untuk sesama kita.

Salam Damai untuk kita semua!
Tuhan memberkati!

Friday, May 12, 2017

Hati yang sejuk

By Mulyadi Irawan

Aduh....
Musim kemarau sudah dimulai.
Terik panas digunung mulai menusuk.

Tinggal di gunung memang memiliki kenikmatan tersendiri. Selain pemandangan yang sangat asri dan hijau,  udara disini juga sangat sejuk terutama saat pagi hari dan sore hari. Tapi bukan berati kami terhindar dari panas. Saat siang hari di musim kemarau, terik panas matahari digunung terasa sangat menusuk. Menggunakan pendingin ruangan (A.C) terkadang bisa menjadi solusi. Namun, tidak untuk hari ini. Karena tidak hanya terik panas saja, listrik di Rumah Damai juga sedang mengalami pemadaman bergilir. Kami harus bertahan beberapa jam sebelum listrik dinyalakan kembali.

Berbagai cara saya lakukan agar badan terasa tetap dingin. Cara pertama yang saya lakukan adalah tidur di lantai dan mengurangi gerakan tubuh dan tidak banyak berbicara. Tetap saja tidak berpengaruh, karena lantai di rumah juga terasa hangat. Saya kemudian berjalan keluar rumah dan menuju Rumah Damai disebelah, karena di Rumah Damai terdapat kebun yang cukup luas pasti banyak angin. Sesampai di kebun ternyata tidak, angin yang berhembus terasa panas. Kemudian saya masuk dan mengajak anak-anak untuk berenang dengan harapan tubuh menjadi dingin dan segar, ternyata air kolam juga menjadi hangat karena terik matahari.

Karena badan saya terasa panas, sesudah berenang saya akhirnya memutuskan untuk mandi. Puji Tuhan, kali ini badan saya terasa dingin dan segar. Saya mandi cukup lama untuk menikmati kesegaran tersebut. Tidak lama setelah saya mandi, listrik akhirnya kembali menyala. Dan kami bisa menyalakan A.C kembali dan menghindari terik panas matahari.

Rasa panas ini mengingatkan saya pada suatu hal. Terkadang bukan hanya badan kita yang merasakan rasa panas, tetapi hati kita juga bisa merasakan rasa panas. Ketika kita menghadapi masalah, ataupun sedang mengalami kesulitan, hati kita mudah merasa panas alhasil kita menjadi mudah marah.  Dan terkadang ketika kita marah, hati kita malah semakin panas. Banyak yang mencoba untuk mengabaikan hati yang panas tersebut dengan bekerja dan melakukan kesibukan-kesibukan lain tapi tetap saja hati yang panas tidak bisa menjadi sejuk kembali. 

Untuk menyejukan hati kita yang sedang panas caranya cukup sederhana. Tenanglah sejenak dan merenungkan apa yang membuat hati kita panas. Terkadang kita bisa menyadari bahwa hal yang membuat hati kita panas adalah hal-hal sederhana atau hal-hal kecil semata. Jika hati kita tetap panas setelah merenung, bawalah hati yang panas tersebut ke dalam doa dan mintalah ketenangan dan kesejukan. Tuhan akan memampukan kita untuk menenangkan hati yang panas tersebut dan menghadapi masalah tersebut. 

Saat tenang di dalam Tuhan adalah waktu yang sangat berharga dan menyejukan. Untuk itu sisihkan waktu untuk saat teduh dan tenang bersama Tuhan setiap harinya agar terhindar dari hati yang panas. Badan boleh panas, tapi hati tetap adem.

Yesaya 30:15 ~ "Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."

Thursday, May 4, 2017

Bertumbuh di dalam Tuhan

By Mulyadi Irawan

Source: Keywordsuggestion.com
Saat membaca mengenai cerita-cerita para raja di Alkitab. Saya mendapati suatu kisah salah seorang raja Israel yang menarik yaitu Daud. Daud adalah seorang raja yang tidak hanya mendapatkan gelar rajanya hanya karena nubuat Tuhan. Tuhan memilih Daud dibandingkan saudara-saudaranya karena Daud adalah seseorang yang terus bertumbuh.

Firman Tuhan dalam 1 Samuel 17: 34 - 35 berisi: Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. 

Daud yang mengembalakan dombanya belajar mengenai bertumbuh. Semula ia hanya menjaga kawanan kambing dombanya  dan mengejar kambing dombanya jika ada yang berlari dari kawanan tersebut. Pada ayat tersebut terlihat bahwa sebelum menjadi raja, Daud mampu menghadapi singa ataupun beruang yang berani menganggu kawanan kambing domba yang dijaganya dan ia juga mampu menjaga dirinya jika singa atau beruang tersebut menyerangnya. Daud mengembangkan dirinya melalui apapun yang dikerjakannya.

Tidak hanya mengembangkan kemampuan dirinya, Daud juga terus mengembangkan imannya. Dengan imannya Daud menjadi pahlawan bangsa Israel saat melawan bangsa Filistin. Daud dengan ukuran tubuhnya yang sangat kecil, bangkit melawan Goliath yang sangat besar. Daud berkata kepada Saul: "Saya telah membunuh beruang dan singa yang melarikan domba-domba ayahku. Dan orang Filistin ini akan menjadi seperti itu. Yehuwa (Tuhan) akan membantuku". Saat Daud bertemu Goliath, Daud berkata kepada Goliath: "Kau mendatangi aku dengan pedang, tombak dan lembing, tapi aku mendatangi engkau dengan nama Yehuwa. Hari ini Yehuwa akan memberikan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau." Lalu berlarilah Daud menuju Goliath dan ia memasukan sebuah batu ke umbannya (ketapel) lalu melontarkannya tepat ke kepala Goliath. Goliath-pun terjatuh, dan bangsa Israel langsung mengejar sisa prajurit Filistin.

Melalui perjuangannya, Daud mengajarkan kita bahwa menumbuhkan kemampuan diri harus diselaraskan dengan menumbuhkan iman agar kita mampu menghadapi permasalahan kita seperti Daud menghadapi Goliath. Untuk mencapai pertumbuhan diri dan iman yang kuat, kita harus hidup seperti Daud. Daud memulai dari hal kecil yaitu menjaga kawanan kambing dombanya, dan mengejarnya ketika salah satu kambing dombanya lari dari kawanan tersebut. Ketika Daud dalam pekerjaannya menghadapi masalah, Daud menghadapi masalah tersebut dan melampauinya. Kemudian Daud belajar dari pengalamannya menghadapi masalah tersebut dan menggunakannya untuk menghadapi masalah yang lebih besar yaitu Goliath.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tidak akan pernah tahu kapan kita bertemu masalah besar seperti Goliath. Untuk itu ketika Tuhan memberikan kita pencobaan atau masalah. Hadapilah masalah itu bersama Tuhan, bangkit, dan mintalah kebijaksanaan Tuhan untuk belajar dari pengalaman tersebut maka Tuhan akan memampukan kita menghadapi Goliath-Goliath dalam hidup kita. Saya percaya seluruh masalah atau pencobaan yang Tuhan berikan kepada kita bertujuan agar kemampuan dan iman kita terus bertumbuh. Izinkanlah Tuhan mengembangkan diri kita lebih lagi.

Salam Damai!
Tuhan memberkati kita semua