Friday, June 9, 2017

Ringan sama dijinjing, dan berat sama dipikul

By Muljadi Irawan


Beberapa waktu yang lalu, Saya pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan beberapa rekan kerja dan relasi saya. Pertemuan yang hangat dan sederhana untuk membahas tentang impian-impian saya dan masa depan Rumah Damai. Semua menanggapi dengan baik dan ingin membantu saya dalam mengembangkan Rumah Damai. Saya sangat senang dengan tanggapan teman-teman saya. Mengingat bahwa pelayanan yang saya jalankan di Rumah Damai bukanlah pelayanan yang selalu berjalan mulus tanpa masalah. Puji Tuhan, keluarga saya, rekan kerja saya, dan seluruh anak-anak Rumah Damai selalu membantu saya mengatasi kesulitan yang ada. 

Selama menjalani pelayanan di Rumah Damai. Saya juga sering merasakan beban yang dipikul oleh anak-anak saat mereka pertama kali datang ke Rumah Damai sangatlah berat. Oleh Karena itu saya selalu mengingatkan anak-anak melalui suatu peribahasa sederhana yaitu "Ringan sama dijinjing, dan berat sama dipikul". Peribahasa sederhana ini saya gunakan untuk mengingatkan diri saya sendiri, juga selalu saya ingatkan kepada mereka agar mereka menyadari bahwa tidak harus mengangkat beban dan menyelesaikan masalah tersebut sendirian. 

Kenapa saya selalu mengingatkan mereka seperti itu? Karena saya sering sekali melihat bahwa seseorang yang mengalami masalah berat selalu mencoba mengatasinya sendirian saja. Terkadang tidak semua masalah dapat kita selesaikan sendirian saja. Mungkin banyak diantara mereka berpikir ketika kita meminta bantuan kepada orang lain, apakah orang tersebut akan mencibir mereka? Apakah akan men-judge mereka? Atau tidak peduli dengan masalah yang sedang dialami? Dan terkadang ketika mereka mencari bantuan, mereka menemukan pertolongan dari orang yang salah dan akhirnya menjerumuskan mereka dalam masalah yang lebih besar.

Betul memang ketika kita dalam masalah, kita harus menyelesaikannya sendiri tapi bukan berarti kita tidak bisa meminta bantuan kepada orang-orang sekitar kita. Saya selalu yakin bahwa segala beban akan terasa ringan jika kita pikul bersama-sama, seberat apapun semua akan pasti dapat kita atasi. Paling tidak kita harus memikul beban itu bersama Tuhan. Tuhan memang memberikan kita beban yang tidak melebihi kekuatan kita, tapi ketika kita berdoa dan meminta kepada Tuhan untuk bersama mengangkat beban tersebut percayalah bahwa Tuhan akan mengangkatnya bersama kita dan Tuhan juga akan memberikan kita kebijaksanaan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendirian.

Matius 11:28 Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Salam Damai
Tuhan memberkati kita semua

Friday, June 2, 2017

Mukjizat itu Nyata

By Muljadi Irawan

Tuhan memberikan berkat kepada kita setiap harinya, segala sesuatu yang terjadi kepada kita setiap harinya adalah rencanaNya. Tidak hanya berkat, terkadang Tuhan juga mengizinkan mukjizat terjadi tanpa kita sadari setiap harinya. Beberapa tahun lalu, salah satu teman saya menceritakan suatu mukjizat yang membuat ia semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, begini ceritanya.
Teman saya sebut saja "Alex" adalah seorang pengusaha tekstil yang cukup sukses. Ruko ia berada di daerah ruko-ruko kantor dan ruko bahan produksi lainnya di daerah Jakarta. Suatu hari terjadi arus pendek di daerah ruko tersebut. Kebakaran terjadi di ruko sisi kiri dan sisi kanannya, semua karyawannya panik. Rekan kerjanya menawarkannya untuk memindahkan barang-barangnya ke ruko seberang miliknya. Barang-barang rukonya berada di lantai 3 sehingga perlu waktu yang sangat banyak untuk memindahkan barang-barang tersebut ke ruko seberang. Alex berdoa dan ia mengingat sesuatu, ia bersama dengan karyawannya memindahkan barang-barangnya ke lantai 4.

Karyawan-karyawan menjadi bingung keheranan karena jika api sampai ke tempat mereka, sudah pasti ruko akan terbakar sampai lantai 4 tapi kenapa Alex malah memberikan instruksi untuk memindahkannya ke lantai 4. Api-pun sudah mendekati ruko mereka, syukurlah tim pemadam kebakaran dapat menghentikan api tersebut sebelum api mencapai ruko miliknya. Mukjizat terjadi tidak ada satupun kain-kain yang digunakan untuk produksi rusak karena basah (karena jika basah kain-kain tersebut harus dikeringkan dan memakan banyak waktu sebelum dapat digunakan kembali) ataupun karena terbakar.

Setelah semuanya kembali tenang, Alex menceritakan kepada karyawan-karyawannya kenapa ia meminta mereka untuk memindahkan barang-barang tersebut ke lantai 4. Saat ia berdoa ia di ingatkan oleh Tuhan bahwa Tuhan menitipkan sesuatu untuknya melalui salah satu teman gerejanya yaitu 5000 Alkitab yang akan dibagikan diberbagai gereja. Mengingat hal tersebut, ia tanpa ragu menitipkan barang-barangnya di dekat Alkitab tersebut. Ia berkata "Saya percaya Tuhan akan melindungi Alkitab tersebut, karena Tuhan telah menitipkan berkat tersebut kepada saya  melalui Alkitab yang dititipkan kepada saya. Dan dengan kejadian ini Tuhan mengingatkan saya untuk menitipkan berkat yang sudah diberikan untuk saya kepadaNya". Mukjizat nyata terjadi dalam hidup Alex saat itu.

Pemikiran Alex sangat sederhana dan sangat berguna dalam kehidupan kita sehari-hari. Tuhan menitipkan banyak berkat untuk kita, mungkin harta benda, mungkin kepandaian, mungkin orang-orang sekitar kita, mungkin juga pekerjaan, bahkan kelemahan-kelemahan kita sekalipun. Tapi, apakah kita sudah menitipkan berka-berkat  tersebut kepada Tuhan juga? Titipkanlah berkat-berkat tersebut dalam doa, ucapakanlah syukur atas pemberianNya, mintalah perlindungan dan penjangaan dari Tuhan.t Gunakanlah berkat-berkat tersebut sesuai dengan perintah dan kehendakNya.

Salam Damai
Tuhan memberkati kita semua!

Friday, May 26, 2017

You're what you "write"

By Mulyadi Irawan

Keluarga yang aktif di Jakarta membuat saya cukup sering melakukan perjalanan dengan mobil dari Semarang - Jakarta dan sebaliknya. Selama perjalanan terkadang saya memperhatikan hal-hal , dari pemandangan dan suasana perkampungan yang teduh sampai kendaraan-kendaraan disekitar saya. Tol antar kota rata-rata di dominasi oleh kendaraan-kendaraan besar seperti truck, trailer, dan bus antar kota. Dan yang paling menarik diantara semua hal tersebut adalah bak dari mobil truck.

Bak-bak mobil truck yang melalui tol antar kota rata-rata memiliki berbagai macam tulisan-tulisan beserta gambar dibagian belakangnya. Ada yang bertuliskan "Macan Pantura", "Pencari Cinta", ada yang menuliskan sesuatu yang berisi curhatan "Pulang Malu, Ngak Pulang Rindu", "Muatanku Tak Seberat Rinduku Padamu", "Aku Kudu Piyeee boos?". Ada juga yang menuliskan hal-hal positif seperti "Jago Cari Uang", "Raja Tanjakan", "Alon-Alon asal Kelakon", "SEMANGAT BUNG!", "Tiada Kata Seindah Doa". Masih banyak lagi tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang disertakan.

Bagaimana dengan hidup kita?
Apa "tulisan" yang kita tulis di dalam diri kita sendiri?
Banyak diantara kita yang menulis hal-hal negatif terhadap diri kita sendiri. Terkadang "tulisan" tersebut dituliskan oleh orang lain tapi tidak kita hapus. "Tulisan-tulisan" negatif seperti, "anak bodoh", "orang gagal",  "tidak berguna", dsb. "Tulisan-tulisan" negatif banyak menghantui kehidupan beberapa orang. Tanpa kita sadari, kita dibatasi oleh "tulisan-tulisan" negatif tersebut di dalam kehidupan kita.

Pilihan ada ditangan kita sendiri!
Izinkanlah Tuhan masuk dalam kehidupan kita dan bersama Tuhan kita menghapus "tulisan-tulisan" negatif tersebut dan menggantinya dengan "tulisan-tulisan" positif. Kita bukanlah sebuah bak truck yang dapat "dituliskan" dengan kata-kata sesukanya. Ingatlah Tuhan menciptakan kita sebagai kepala bukan ekor. Tuhan menciptakan kita sebagai seseorang yang berhasil bukanlah gagal. Tuhan memberikan kita rencana yang indah bukan malapetaka. Kita diciptakan segambar dan serupa denganNya.

Tuliskanlah di hati kita dengan dengan iman, pengharapan dan kasihNya. Berikanlah "tulisan-tulisan" positif dan tuliskanlah didalam iman, pengharapan, dan kasih" di dalam kehidupan kita. Tulisan tersebut akan merubah kehidupan kita dan menjadikan kita semakin berkenan di mata Tuhan.

Salam Damai
Tuhan memberkati kita semua!

Friday, May 19, 2017

Bersih-bersih hati

By Mulyadi Irawan

Mobil yang saya pakai seringkali menjadi kotor dan bau ketika Sammy mengerjakan proyeknya dulu. Berbagai sisa-sisa barang yang digunakannya untuk berjualan seperti sedotan, kertas, tissue, nampan, dan bahkan terkadang ada sisa-sisa makanan yang mudah sekali mengeluarkan bau busuk. Sehingga saya seringkali terpaksa membersihkan mobil saya karena saya sangat senang dengan mobil yang bersih dan harum. 

Menyukai mobil yang bersih dan harum, bukan berati saya adalah orang yang suka membersihkannya. Membersihkan mobil yang bau memakan banyak waktu karena tidak hanya dibersihkan karpet-karpet mobilnya saja tapi kursi-kursinya juga harus di bersihkan debu-debunya menggunakan vacuum cleaner. Kemudian mobil harus diberikan pengharum kembali sebelum parfum mobil dapat digantung kembali karena parfum mobil yang bercampur bau tidak sedap dapat menghasilkan aroma yang menusuk. Setelah membersihkan mobil, biasanya kita berharap agar hujan tidak turun karena mobil akan kembali kotor.

Hidup kita terkadang seperti mobil yang kita gunakan. Kita menghadapi berbagai banyak perjalan berupa pengalaman sehari-hari. Terkadang dalam perjalanan kita menggunakan mobil, kita melewati kubangan air, melewati jalanan yang sulit dilalui. Seperti kita menjalani kehidupan kita, terkadang kita juga menghadapi beberapa moment yang tidak kita sukai, dan menghadapi masalah-masalah yang sulit dilalui. Mobil kita dapat menjadi kotor dan kusam bila tidak dibersihkan, begitu juga kita. Menghadapi berbagai hal setiap harinya dapat membuat hati kita menjadi "kotor" dan "kusam". Memberihkan hati kita yang "kotor" dan "kusam" tidaklah sama dengan membersihkan mobil.

Kita dapat membersihkan hati kita melalui doa, ucapan syukur, pujian, dan firman Tuhan. Ucapan syukur mengajari kita mengerti apa yang membuat hati kita menjadi "kotor" dan "kusam". Sedangkan, doa, pujian, dan firman Tuhan adalah air yang mengalir di dalam kehidupan kita. Melalui doa, pujian, dan firman Tuhan, kita dapat membesihkan hati kita dan menyegarkan kehidupan kita.

Mazmur 1:1-3 berisi "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."

Ingatlah untuk menyisihkan waktu setiap harinya untuk melakukan saat teduh, berdoa, mengucap syukur, dan membaca firman Tuhan. Karena dengan begitulah hidup kita dapat terus menjadi alat untuk kemuliaan Tuhan dan berkat untuk sesama kita.

Salam Damai untuk kita semua!
Tuhan memberkati!

Friday, May 12, 2017

Hati yang sejuk

By Mulyadi Irawan

Aduh....
Musim kemarau sudah dimulai.
Terik panas digunung mulai menusuk.

Tinggal di gunung memang memiliki kenikmatan tersendiri. Selain pemandangan yang sangat asri dan hijau,  udara disini juga sangat sejuk terutama saat pagi hari dan sore hari. Tapi bukan berati kami terhindar dari panas. Saat siang hari di musim kemarau, terik panas matahari digunung terasa sangat menusuk. Menggunakan pendingin ruangan (A.C) terkadang bisa menjadi solusi. Namun, tidak untuk hari ini. Karena tidak hanya terik panas saja, listrik di Rumah Damai juga sedang mengalami pemadaman bergilir. Kami harus bertahan beberapa jam sebelum listrik dinyalakan kembali.

Berbagai cara saya lakukan agar badan terasa tetap dingin. Cara pertama yang saya lakukan adalah tidur di lantai dan mengurangi gerakan tubuh dan tidak banyak berbicara. Tetap saja tidak berpengaruh, karena lantai di rumah juga terasa hangat. Saya kemudian berjalan keluar rumah dan menuju Rumah Damai disebelah, karena di Rumah Damai terdapat kebun yang cukup luas pasti banyak angin. Sesampai di kebun ternyata tidak, angin yang berhembus terasa panas. Kemudian saya masuk dan mengajak anak-anak untuk berenang dengan harapan tubuh menjadi dingin dan segar, ternyata air kolam juga menjadi hangat karena terik matahari.

Karena badan saya terasa panas, sesudah berenang saya akhirnya memutuskan untuk mandi. Puji Tuhan, kali ini badan saya terasa dingin dan segar. Saya mandi cukup lama untuk menikmati kesegaran tersebut. Tidak lama setelah saya mandi, listrik akhirnya kembali menyala. Dan kami bisa menyalakan A.C kembali dan menghindari terik panas matahari.

Rasa panas ini mengingatkan saya pada suatu hal. Terkadang bukan hanya badan kita yang merasakan rasa panas, tetapi hati kita juga bisa merasakan rasa panas. Ketika kita menghadapi masalah, ataupun sedang mengalami kesulitan, hati kita mudah merasa panas alhasil kita menjadi mudah marah.  Dan terkadang ketika kita marah, hati kita malah semakin panas. Banyak yang mencoba untuk mengabaikan hati yang panas tersebut dengan bekerja dan melakukan kesibukan-kesibukan lain tapi tetap saja hati yang panas tidak bisa menjadi sejuk kembali. 

Untuk menyejukan hati kita yang sedang panas caranya cukup sederhana. Tenanglah sejenak dan merenungkan apa yang membuat hati kita panas. Terkadang kita bisa menyadari bahwa hal yang membuat hati kita panas adalah hal-hal sederhana atau hal-hal kecil semata. Jika hati kita tetap panas setelah merenung, bawalah hati yang panas tersebut ke dalam doa dan mintalah ketenangan dan kesejukan. Tuhan akan memampukan kita untuk menenangkan hati yang panas tersebut dan menghadapi masalah tersebut. 

Saat tenang di dalam Tuhan adalah waktu yang sangat berharga dan menyejukan. Untuk itu sisihkan waktu untuk saat teduh dan tenang bersama Tuhan setiap harinya agar terhindar dari hati yang panas. Badan boleh panas, tapi hati tetap adem.

Yesaya 30:15 ~ "Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."

Thursday, May 4, 2017

Bertumbuh di dalam Tuhan

By Mulyadi Irawan

Source: Keywordsuggestion.com
Saat membaca mengenai cerita-cerita para raja di Alkitab. Saya mendapati suatu kisah salah seorang raja Israel yang menarik yaitu Daud. Daud adalah seorang raja yang tidak hanya mendapatkan gelar rajanya hanya karena nubuat Tuhan. Tuhan memilih Daud dibandingkan saudara-saudaranya karena Daud adalah seseorang yang terus bertumbuh.

Firman Tuhan dalam 1 Samuel 17: 34 - 35 berisi: Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. 

Daud yang mengembalakan dombanya belajar mengenai bertumbuh. Semula ia hanya menjaga kawanan kambing dombanya  dan mengejar kambing dombanya jika ada yang berlari dari kawanan tersebut. Pada ayat tersebut terlihat bahwa sebelum menjadi raja, Daud mampu menghadapi singa ataupun beruang yang berani menganggu kawanan kambing domba yang dijaganya dan ia juga mampu menjaga dirinya jika singa atau beruang tersebut menyerangnya. Daud mengembangkan dirinya melalui apapun yang dikerjakannya.

Tidak hanya mengembangkan kemampuan dirinya, Daud juga terus mengembangkan imannya. Dengan imannya Daud menjadi pahlawan bangsa Israel saat melawan bangsa Filistin. Daud dengan ukuran tubuhnya yang sangat kecil, bangkit melawan Goliath yang sangat besar. Daud berkata kepada Saul: "Saya telah membunuh beruang dan singa yang melarikan domba-domba ayahku. Dan orang Filistin ini akan menjadi seperti itu. Yehuwa (Tuhan) akan membantuku". Saat Daud bertemu Goliath, Daud berkata kepada Goliath: "Kau mendatangi aku dengan pedang, tombak dan lembing, tapi aku mendatangi engkau dengan nama Yehuwa. Hari ini Yehuwa akan memberikan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau." Lalu berlarilah Daud menuju Goliath dan ia memasukan sebuah batu ke umbannya (ketapel) lalu melontarkannya tepat ke kepala Goliath. Goliath-pun terjatuh, dan bangsa Israel langsung mengejar sisa prajurit Filistin.

Melalui perjuangannya, Daud mengajarkan kita bahwa menumbuhkan kemampuan diri harus diselaraskan dengan menumbuhkan iman agar kita mampu menghadapi permasalahan kita seperti Daud menghadapi Goliath. Untuk mencapai pertumbuhan diri dan iman yang kuat, kita harus hidup seperti Daud. Daud memulai dari hal kecil yaitu menjaga kawanan kambing dombanya, dan mengejarnya ketika salah satu kambing dombanya lari dari kawanan tersebut. Ketika Daud dalam pekerjaannya menghadapi masalah, Daud menghadapi masalah tersebut dan melampauinya. Kemudian Daud belajar dari pengalamannya menghadapi masalah tersebut dan menggunakannya untuk menghadapi masalah yang lebih besar yaitu Goliath.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tidak akan pernah tahu kapan kita bertemu masalah besar seperti Goliath. Untuk itu ketika Tuhan memberikan kita pencobaan atau masalah. Hadapilah masalah itu bersama Tuhan, bangkit, dan mintalah kebijaksanaan Tuhan untuk belajar dari pengalaman tersebut maka Tuhan akan memampukan kita menghadapi Goliath-Goliath dalam hidup kita. Saya percaya seluruh masalah atau pencobaan yang Tuhan berikan kepada kita bertujuan agar kemampuan dan iman kita terus bertumbuh. Izinkanlah Tuhan mengembangkan diri kita lebih lagi.

Salam Damai!
Tuhan memberkati kita semua

Monday, April 24, 2017

Penguasaan Diri

By Mulyadi Irawan

self control - www.iktisadi.org
Salah satu pelayanan yang terus saya lakukan sampai sekarang adalah memberikan bantuan melalui konseling. Melalui konseling kita tidak hanya membantu orang lain saja, terkadang kita juga membantu diri kita sendiri untuk mengevaluasi diri ataupun bersyukur dengan segala kelebihan yang kita miliki. Banyak cerita tentang masalah, persoalan hidup, kekecewaan, dan kesulitan-kesulitan.
 
Banyak juga yang datang dan membagikan cerita tentang kesuksesan dan keberhasilan. Semua cerita itu selalu memberikan pelajaran bagi saya. Terkadang saya sering berpikir, apa yang membuat seseorang mampu mencapai kesuksesan dan keberhasilan dalam menyelesaikan masalah dan menghadapi kesulitan yang ada sedangkan disisi lain banyak yang masih bergumul didalam persoalan ataupun masalahnya.

Jika dilihat
Mereka memiliki dasar agama yang sama yaitu Kristen.
Mereka membaca pedoman dan ajaran yang sama yaitu Alkitab.
Mereka mencari jawaban atas masalah melalui cara yang sama yaitu berdoa kepada Tuhan.
Namun, kenapa mereka tidak mendapatkan hasil yang sama?
Jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah "penguasaan diri".
Jawaban yang sederhana namun banyak dari kita tidak menyadarinya.
Penguasaan diri seperti yang ada pada buah roh.

Penguasaan diri yang membuat kita sabar.
Penguasaan diri yang membuat kita bersyukur.
Penguasaan diri yang membuat kita mampu menghadapi setiap pencobaan.
Penguasaan diri yang membuat kita  menjadi berkat bagi orang lain.
Penguasaan diri yang membuat kita disiplin menjalankan perintah Tuhan.

Seperti firman Tuhan dalam Amsal 25:28 yang berisi "Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya". Penguasaan diri adalah hal sederhana namun tidaklah mudah untuk kita lakukan. Oleh karena itu kita perlu mengasah terus penguasaan diri kita karena penguasaan dirilah yang akan menjauhkan kita dari berbagai hal yang merusak kita.

Salam Damai!
Tuhan memberkati kita semua!

Thursday, April 6, 2017

Surprise!

By Mulyadi Irawan

Tuhan mempunyai banyak cara untuk menjalankan rencanaNya dalam hidup kita. Terkadang rencana tersebut membutuhkan pengorbanan, pelajaran, ataupun kesulitan terlebih dahulu. Tapi terkadang Tuhan juga bisa menjalankan rencanaNya dalam hidup kita melalui lelucon. Hal ini pernah dialami oleh istri saya beberapa tahun yang lalu. Tepatnya saat ada proyek kemanusiaan yang dilakukan di gereja kami.

Saat itu, saya dan istri saya menghadiri acara rapat tersebut. Kami diundang sebagai penasihat dan bagian dari jemaat disana. Rapat tersebut berjalan dengan baik dan penuh canda tawa. Setiap peserta rapat memiliki ide dan gagasan yang luarbiasa, biarpun ide dan gagasan tersebut berbeda namun tujuannya tetap satu yaitu melayani Tuhan melalui kasih kepada orang-orang yang kurang mampu. Di akhir rapat, pemimpin rapat mencetuskan pertanyaan yang paling penting yaitu siapa yang akan menjadi ketua pelaksana acara ini? Peserta rapat mendadak terdiam, saya meyakini beberapa orang yang hadir mampu menjadi ketua pelaksana namun karena kecemasan ataupun rasa takut membuat mereka memilih untuk diam.

Saya berpikir, sepertinya istri saya mampu untuk menjalankan rencana ini. Tidak lama kemudian pemimpin rapat bertanya kepada saya, "Pak Mul, bagaimana?". Saya yang sedang duduk-duduk santai sontak kaget atas pertanyaan tersebut. Saya menolak permintaan tersebut karena saat itu Rumah Damai masih membutuhkan sosok saya secara utuh. Peserta rapat yang terlihat sudah cukup senang dan tenang mendadak terdiam kembali. Akhirnya pemimpin rapat menutup rapat proyek kemanusiaan ini tanpa adanya keputusan siapa yang akan menjadi ketua pelaksana acara ini.

Siang harinya saat kami sedang bersantai di Rumah Damai. Istri saya menerima telepon, pembicaraan yang sangat singkat tapi lucu. Handphone istri saya berdiring, telepon di angkat "Shalom, selamat siang", diam sejenak kemudian terdengar suara "HAH? Aku pikir-pikir dulu ya". Ternyata pemimpin rapat menelepon dan meminta istri saya untuk menjadi ketua pelaksana, hal ini muncul atas saran dari beberapa peserta rapat tadi.

Istri saya memberitahukan isi pembicaraan di telepon tersebut. Saya tertawa dan untuk menenangkannya saya mengajaknya untuk berdoa mengucapkan syukur atas kesempatan yang diberikan dan meminta kebijaksaan dalam memimpin. Puji Tuhan, selama proyek ini berjalan tidak ada masalah ataupun kesukaran yang ada hanya sukacita dan berkat. Ternyata Tuhan sudah menyiapkan kejutan penuh sukacita bagi istri saya melalui acara ini.

Begitulah rencana Tuhan kepada hidup kita. Kita tidak tahu apa yang telah Ia tulis untuk kita, tapi ingatlah rencana Tuhan bagi kita selalu indah, dan biarpun kita tidak tahu apa yang Ia rencakan untuk kita.

1 Korintus 2: 9 ~ "Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."

Salam Damai!
Tuhan memberkati kita semua!

Friday, March 31, 2017

Bosan..!

By Mulyadi Irawan

Source: lemonde-apres.com
Pagi ini saat saya membuka Facebook saya, salah satu teman kerja saya dulu meng-update statusnya di Facebook dengan isi "Bosan...". Saat melihat status tersebut saya berpikir sejenak, "tumbenan dia bisa bosan, dulu saat masih sekantor dia selalu aktif kerja, tersenyum, dan easy going.". Karena sudah lama tidak berbincang dengannya saya memutuskan untuk mengirimkan pesan melalui Facebook untuknya, sekedar menanyakan kabar saja. Kita berbincang sejenak lalu tidak lama kita memutuskan untuk bertemu langsung. Berbincang-bincang secara langsung dan tertawa secara langsung memang lebih menyenangkan daripada melalui pesan di Facebook. 

Saat bertemu dan berbincang-bincang dengannya, ia menyampaikan bahwa ia bosan sekali dengan pekerjaannya kini. Bekerja terasa seperti rutinitas yang melelahkan dan menyita waktu. Mulai dari bangun pagi, mandi, sarapan, bekerja, istirahat, pulang, tidur, dan mengulangginya lagi keesokan harinya. Mendengarnya saja sudah membuat saya merasa bosan. Setiap hari ia datang ke kantor untuk hanya untuk memberikan tanda tangan diberbagai dokumen yang sudah sangat rapi dibuat oleh rekan-rekan kerjanya. Ia bercerita rasanya sangat berbeda ketika saat kita masih bekerja bersama dulu, ia berkata bahwa saat dulu, setiap hari kita berhadapan dengan masalah, bertemu orang lain, bertemu dengan klien dan rekan sejawat, menjadi dorongan yang kuat dan tantangan untuk mencapai hal baru setiap harinya. Tapi kini dengan jabatannya yang sudah tinggi, dan sistem perusahaan yang sudah berjalan dengan stabil baginya pergi ke kantor menjadi sangat membosankan. Ia berkata rasanya ingin resign dan mencari pekerjaan lain.

Saya paham dengan rasa bosan yang dirasakannya, tapi saya tidak mendukung keputusannya untuk resign. Ia pun bertanya "kenapa jangan resign dulu Mul?". Saya menjawab "Loh? Katanya bosan tidak ada masalah atau tantangan. Sekarang ada masalah, kok kamu malah mau lari dari masalah itu?". Ia terdiam dan terlihat bingung. "benar juga ya, kok aku malah engak sadar kalau lagi ada masalah yang menatang begini.". Tidak lama ia tertawa dan kami melanjutkan pembicaraan-pembicaraan lainnya.

Jika setiap hari kalian melakukan sesuatu sebagai sebuah rutinitas. Saya percaya cepat atau lambat kita akan menjadi orang paling bosan di dunia. Untuk itulah perlu adanya variasi dalam kehidupan. Dan variasi-variasi tersebut sering muncul sebagai 'tantangan' ataumasalahdi dalam hidup kita. Ketika masalah dan tantangan tersebut berhasil kita atasi, kita juga menjadi bersemangat ketika setiap persoalanataumasalahitu berakhir dengan sukacita dan pelajaran yang membuat kita semakin dewasa dalam menghadapi kehidupan. Saat itu terjadi kalian akan melihat betapa luar biasa rencana Tuhan dalam kehidupan kita!

Ingatlah juga untuk menghadapi masalahmu bersama Tuhan, karena Ia-lah sumber kekuatan dan pengharapan kita!

Mazmur 28: 7 - 8 ~ TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria  hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya. TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan   bagi orang yang diurapi-Nya!

Salam Damai!
Tuhan memberkati kita selalu! :)

Wednesday, March 22, 2017

Lemari Hati

By Mulyadi Irawan

Beberapa waktu lalu, istri saya mendadak mengajak saya untuk merapihkan lemari pakaian keluarga. Ia berkata bahwa lemari ini sudah penuh sesak, saya terdiam sejenak dan memperhatikan lemari pakaian tersebut yang masih tertutup. Saya berpikir bagaimana lemari sebesar ini bisa penuh sesak? Rasanya masih banyak ruang di lemari ini. Ketika saya membuka dan memperhatikan secara seksama, memang masih banyak ruang di lemari ini. Saya bertanya kepada istri saya, "Mami, ini lemari masih banyak space. Kok udah mau di rapihin aja?". Istri saya menjawab, "Iya Pi, space masih banyak tapi kalau yang lama-lama dan udah engak bisa dipakai. Mau ngapain disimpan dilemari?". Hmmm... betul juga.

Kami mulai merapihkan pakaian kami satu per-satu. Ada baju pesta yang sudah lama tidak digunakan, ada celana dan baju yang tidak muat lagi untuk dipakai, ada pakaian yang sudah sangat longgar dan berlubang, ada pakaian baru yang dibeli namun tidak pernah terpakai, dan masih banyak lagi. Setelah selesai membongkar lemari dan merapihkan pakaian tersebut, saya baru menyadari ternyata selama ini lemari besar ini terisi dengan penuh sekali. Pakaian-pakaian yang dikeluarkan dari lemari ternyata memenuhi 4 dus besar. Kami memutuskan untuk menyumbangkan sebagian besar pakaian-pakaian yang masih layak digunakan.

Hidup kita juga seperti lemari besar tersebut. Terkadang kita tidak sadar bahwa kita terlalu banyak menyimpan hal-hal yang belum tentu berguna di hati kita dan tanpa disadari hal-hal tersebut membuat hati kita terasa sesak. 

(Source: http://narnia.wikia.com/wiki/Wardrobe)
Ayo mulai rapihkan lemari hati kita!
Merenunglah sejenak dan melihat ke hati kita sendiri. Adakah pengalaman-pengalaman buruk yang belum dapat kita syukuri dan terima?
Adakah pengalaman yang masih menghambat kita untuk maju? Dan, sudahkah kita memaafkan diri kita sendiri dan orang-orang tersebut atas kejadian tersebut? Percayalah dengan merapihkan lemari hati kita, kita memberikan ruang bagi diri kita untuk menerima pengalaman-pengalaman baru yang dapat menjadi bahan pelajaran kita untuk terus maju.
Biarlah Tuhan membantu kita untuk merapihkan lemari hati kita, agar kita dapat merapihkan hati kita dengan kebijaksanaan. Biarlah Tuhan berkarya dan menjadikan segala isi lemari hati kita berguna bagi diri kita sendiri dan orang banyak.

Salam damai!
Tuhan menyertai kita semua. Amin!