Wednesday, December 21, 2016

Happy Tummy for a Happy family

By Mulyadi Irawan

Salah satu cobaan yang saya alami di Rumah Damai adalah KELAPARAN! Rasa lapar pada malam hari sangat menyiksa buat saya, karena sulit sekali mencari penjual makanan saat malam hari disini. Bagi teman-teman yang belum tahu kenapa, saya akan memberikan gambaran singkat lokasi Rumah Damai. Rumah Damai berada di Gunung Pati daerah tepi kota Semarang, dibutuhkan sekitar 45 menit dari Rumah Damai menuju pusat kota Semarang.

Dan beberapa hari yang lalu, cobaan (baca: kelaparan) itu datang kepada saya. Sekitar jam 10 malam perut saya terus berbunyi, saya kesulitan untuk tidur sedangkan istri saya sudah tertidur pulas karena tidak ingin membangunkannya saya turun diam-diam ke dapur untuk mencari makanan yang tersisa tapi ternyata tidak ada makanan yang tersisa didapur.

Saya melanjutkan ke target selanjutnya yaitu kulkas. Saat saya membukanya saya kecewa karena tidak ada makanan yang tersisa di kulkas, hanya beberapa bahan masakaan yang masih perlu dimasak dan beberapa bumbu-bumbu masak. Target saya selanjutnya adalah dapur kedua saya yang biasanya digunakan untuk memask makanan untuk anak-anak Rumah Damai, saya berjalan menuju dapur tersebut dan mendapati sesuatu. Saya menemukan "tikus" di dekat dapur tersebut.

Tempat kami bertiga berkumpul malam itu
Ternyata bukan hanya saya saja yang mengalami cobaan yang sama hari ini, Yoga dan Andre juga sedang menghadapi pencobaan ini. Saya mendapati mereka berdua sedang mengendap-endap menuju kulkas. Kami saling melihat satu sama lain dan tertawa terbahak-bahak bersama. Setelah mencari kami menemukan 2 bungkus mie instan, saya mengatakan kepada mereka berdua untuk menunggu di meja makan karena saya yang akan memasaknya untuk mereka.

Setelah selesai memasak, saya membawakan mie instan tersebut untuk mereka berdua. Andre bertanya kepada saya "Papi engak jadi makan?". Entah kenapa setelah memasakan mie instan tersebut untuk mereka berdua, saya tidak merasa lapar lagi. Yang saya rasakan hanya kebahagian bahwa kedua anak saya (Andre dan Yoga) bisa makan dengan bahagia dan lahap.

Saya percaya bagi setiap orang yang telah menjadi orang tua, kebahagiaan anaknya adalah kebahagiaan terbesarnya sebagai orang tua. Tidak hanya saya sebagai orang tua, begitupun dengan orang tua kamu. Seringkali orang tua mengorbankan banyak hal untuk anaknya dengan penuh kerelaan dan rasa suka cita. Untuk itu ingatlah untuk menghormati ayahmu dan ibumu sebagai mana perintah Tuhan dalam Keluaran 20:12, karena terkadang kita tidak mengetahui dan menyadari pengorbanan apa saja yang telah dilakukan kedua orang tua kita untuk kebahagiaan yang kita rasakan sekarang.

Renungkan kembali kebaikan orang tua kita.
Ingatlah saat mereka menjaga dan merawat kita.
Orang tua kita yang tetap setia mendukung dan medoakan kita. 
Bersyukurlah atas kebahagiaan yang selalu diberikan orang tua kita.
Berdoalah bagi kebahagiaan mereka.
Salam Damai, Tuhan memberkati kita semua.
Amin!

No comments:

Post a Comment