Friday, May 12, 2017

Hati yang sejuk

By Mulyadi Irawan

Aduh....
Musim kemarau sudah dimulai.
Terik panas digunung mulai menusuk.

Tinggal di gunung memang memiliki kenikmatan tersendiri. Selain pemandangan yang sangat asri dan hijau,  udara disini juga sangat sejuk terutama saat pagi hari dan sore hari. Tapi bukan berati kami terhindar dari panas. Saat siang hari di musim kemarau, terik panas matahari digunung terasa sangat menusuk. Menggunakan pendingin ruangan (A.C) terkadang bisa menjadi solusi. Namun, tidak untuk hari ini. Karena tidak hanya terik panas saja, listrik di Rumah Damai juga sedang mengalami pemadaman bergilir. Kami harus bertahan beberapa jam sebelum listrik dinyalakan kembali.

Berbagai cara saya lakukan agar badan terasa tetap dingin. Cara pertama yang saya lakukan adalah tidur di lantai dan mengurangi gerakan tubuh dan tidak banyak berbicara. Tetap saja tidak berpengaruh, karena lantai di rumah juga terasa hangat. Saya kemudian berjalan keluar rumah dan menuju Rumah Damai disebelah, karena di Rumah Damai terdapat kebun yang cukup luas pasti banyak angin. Sesampai di kebun ternyata tidak, angin yang berhembus terasa panas. Kemudian saya masuk dan mengajak anak-anak untuk berenang dengan harapan tubuh menjadi dingin dan segar, ternyata air kolam juga menjadi hangat karena terik matahari.

Karena badan saya terasa panas, sesudah berenang saya akhirnya memutuskan untuk mandi. Puji Tuhan, kali ini badan saya terasa dingin dan segar. Saya mandi cukup lama untuk menikmati kesegaran tersebut. Tidak lama setelah saya mandi, listrik akhirnya kembali menyala. Dan kami bisa menyalakan A.C kembali dan menghindari terik panas matahari.

Rasa panas ini mengingatkan saya pada suatu hal. Terkadang bukan hanya badan kita yang merasakan rasa panas, tetapi hati kita juga bisa merasakan rasa panas. Ketika kita menghadapi masalah, ataupun sedang mengalami kesulitan, hati kita mudah merasa panas alhasil kita menjadi mudah marah.  Dan terkadang ketika kita marah, hati kita malah semakin panas. Banyak yang mencoba untuk mengabaikan hati yang panas tersebut dengan bekerja dan melakukan kesibukan-kesibukan lain tapi tetap saja hati yang panas tidak bisa menjadi sejuk kembali. 

Untuk menyejukan hati kita yang sedang panas caranya cukup sederhana. Tenanglah sejenak dan merenungkan apa yang membuat hati kita panas. Terkadang kita bisa menyadari bahwa hal yang membuat hati kita panas adalah hal-hal sederhana atau hal-hal kecil semata. Jika hati kita tetap panas setelah merenung, bawalah hati yang panas tersebut ke dalam doa dan mintalah ketenangan dan kesejukan. Tuhan akan memampukan kita untuk menenangkan hati yang panas tersebut dan menghadapi masalah tersebut. 

Saat tenang di dalam Tuhan adalah waktu yang sangat berharga dan menyejukan. Untuk itu sisihkan waktu untuk saat teduh dan tenang bersama Tuhan setiap harinya agar terhindar dari hati yang panas. Badan boleh panas, tapi hati tetap adem.

Yesaya 30:15 ~ "Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."

No comments:

Post a Comment