Wednesday, March 15, 2017

Tunggu dulu

By Mulyadi Irawan

Kalau mendengar kata "Tunggu dulu" rasanya saya malah semakin tidak sabar.
Pada dasaranya saya memang bukan orang yang sabar dan dapat menunggu dengan tenang. Namun, bertambahnya usia dan pengalaman mengajarkan saya bahwa menunggu dan bersabar selalu berbuah manis.

Buat teman-teman yang pernah sering melakukan perawatan mobil, teman-teman pasti tahu rasanya menunggu di bengkel atau tempat cuci mobil. Bosan sekali bukan? Hanya duduk atau berjalan di daerah sekitar saja, beruntung jika orang-orang yang sedang bekerja dapat diajak berbicara atau mengobrol bersama. Dan semakin jarang kita membersihkan atau melakukan "service", semakin lama juga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.

Di Rumah Damai, kami tidak hanya melayani pecandu-pecandu yang baru saja mengalami adiksi. Banyak dari mereka mengalami adiksi selama puluhan ataupun belasan tahun. Semua orang yang mengalami adiksi dan sedang direhabilitasi pasti ingin segera kembali berkarya dan lepas dari adiksi. Banyak dari mereka tidak mau direhabilitasi dengan alasan waktu. Sama seperti ketika kita membawa mobil kita ke bengkel, jika kita hanya memikirkan waktu yang terbuang maka mobil tersebut akan rusak karena tidak pernah di service.

(Source: theoccasionalnomad.wordpress.com)
Begitu jugalah ketika kita menghindari masalah atau tidak ingin menghadapi masalah karena alasan waktu ataupun suatu alasan lainnya, maka masalah tersebut akan semakin besar dan membutuhkan lebih banyak lagi usaha dan waktu dalam menyelesaikannya. Melalui Rumah Damai, Tuhan mengajarkan saya untuk menyadari bahwa untuk segala sesuatu yang bersifat kekal dan ilahi, waktu adalah salah satu harga yang harus dibayar. Waktu untuk menerima perubahan dan hidup baru, waktu untuk Tuhan berkarya dalam diri kita, waktu untuk menumbuhkan karakter kita yang baru, dan waktu untuk berbagai hal positif lainnya.
Pilihan ada pada diri kita masing-masing. Waktu pasti akan berlalu namun yang terpenting adalah apa yang kita lakukan selama waktu dan karya Tuhan tersebut berjalan dalam hidup kita.Apakah kita menghabiskannya dengan menaruh iman, pengharapan, dan berusaha untuk menghadapi masalah tersebut ? Atau kita  menghabiskannya hanya dengan berpangku tangan saja dan menunggu?

Salam Damai, Tuhan memberkati kita semua selamanya.
Amin!

No comments:

Post a Comment