Friday, March 3, 2017

Salah tempat

By Mulyadi Irawan

Diawal tahun 2017 ini, saya dan istri saya sering sekali pergi ke Jakarta untuk membantu Sammy dan temannya di restoran yang baru saja mereka buka dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak-anak saya. Perjalanan Semarang - Jakarta yang jauh, lama-kelamaan menjadi terasa dekat. Kunjungan saya ke Jakarta diawal tahun ini terasa lebih santai dibandingkan biasanya saat saya menjadi pembicara sehingga saya mempunyai banyak waktu untuk bertemu alumni-alumni Rumah Damai, mentor-mentor Rumah Damai terdahulu, rekan kerja, dan teman-teman saya.

Beberapa minggu yang lalu, saya berkumpul bersama teman-teman saya di restoran Sammy, sembari promosi dan membantu Sammy berjualan. Saya juga senang ternyata teman-teman menyukai bakmi karet yang disajikan Sammy, banyak teman-teman yang memesan untuk keluarga ataupun rekan-rekan kerja mereka. Salah satu teman dan rekan kerja saya memberikan undangan pernikahan, ternyata anak sulungnya akan menikah di akhir bulan Januari. Kebetulan saya memang berencana untuk menghabiskan imlek bersama keluarga di Jakarta, jadi saya pikir saya bisa menghadiri undangan tersebut secara langsung.

Sebelum hari pernikahan tersebut, rekan kerja saya menelepon saya untuk mengkonfirmasi kembali kehadiran saya. Ia juga berkata santai saja karena hanya acara pernikahan biasa tidak terlalu formal. Keesokannya di hari acara pernikahan saya datang dengan setelan santai, mengenakan T-shirt dan celana jeans, saat di parkiran saya sudah merasa ada sedikit keanehan. Saya memperhatikan beberapa orang disekitar saya mengenakan setelan formal lengkap dengan jas dan dasi, sejenak memperhatikan sekitar saya berpikir mungkin di gedung ini ada acara formal lainnya yang diadakan. Lalu saya bergegas naik lift saat sampai di tempat resepsi pernikahan ternyata orang-orang yang saya perhatikan sebelumnya adalah tamu acara resepsi juga.

Saya memperhatikan kembali orang-orang disekitar saya, semuanya mengenakan pakaian formal minimal kemeja dengan celana bahan hanya saya yang mengenakan T-shirt dan jeans. Saat ingin mengambil makanan dan minuman, bahkan pelayan yang menghindangkan juga mengenakan jas lengkap dengan dasinya. Saya merasa tidak nyaman, seperti banyak orang-orang yang memperhatikan saya. Makanan yang enakpun menjadi terasa tidak enak, akhirnya saya segera pamit dengan teman saya dan keluarganya. Perasaan saya menjadi sangat lega sekali setelah saya keluar dari acara dan dari gedung tersebut, saya-pun bergegas pulang. Karena tidak makan terlalu banyak saat acara, saya berpikir untuk mencari makanan didekat apartemen saya. Saya memutuskan untuk membeli nasi goreng tektek.

Saat saya menikmati nasi goreng tektek, saya menyadari sesuatu bahwa setiap orang memiliki "tempat"nya masing-masing dan ketika kita duduk  atau berada di "tempat" yang kurang tepat rasanya kita menjadi risih dan tidak nyaman dan terkadang rasanya apapun yang kita lakukan menjadi suatu kesalahan. 

"Tempat" tersebut terkadang adalah pergaulan atau lingkungan sekitar kita. Jika mengingat latar belakang anak-anak saya di Rumah Damai, banyak sekali cerita mengenai pergaulan-pergaulan mereka sebelum mereka berada di Rumah Damai. Saya menyadari bahwa anak-anak ini pada dasarnya adalah anak-anak yang mengalami masalah dan ingin menyelesaikan masalahnya, tapi sayang sekali mereka mencari jawaban dari orang yang salah dan mendapatkan jawaban yang salah yaitu obat-obatan terlarang.

Seperti firman Tuhan dalam 1 Korintus 15:33 berisi "Janganlah kamu sesat; pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik". Firman Tuhan meningatkan kita terkadang kita tidak menyadari kita berada di pergaulan yang salah karena kita sudah terbiasa, padahal saat kita berada di "tempat" tersebut kita perlahan-lahan semakin menjauh dari Tuhan. Untuk itu kita harus menyadari dimana kita berada sekarang, jika pergaulan yang ada di sekitar kita membuat kita menjauh dari Tuhan, "tempat" tersebut bukanlah "tempat" untuk kita. Karena pergaulan yang baik akan mendekatkan kita kepada Tuhan dan menjauhkan kita dari hal-hal buruk.

Salam damai, Tuhan berserta kita semua
Amin!
 

No comments:

Post a Comment